8/11/2011

Bintang di Udara

***

Kau adalah bintang, aku adalah udara / Semilir angin senja bertiup menjauhi sang bintang / Kini hanya tampak kerlipmu dari kejauhan / Tanpa memberikan keteduhan lagi // Langit tempatku terdampar tampak sepi / Tak satu bintangpun di sekitarku / Hanya gulita angkasa raya menyelubungiku // Tetapi tunggu! / Di balik gumpalan kelabu tampak kerlip gemintang / Mungkinkah cercah sebuah bintang? // Wahai angin berhembuslah / Agar sang kelabu berpindah angkasa // Temaram rembulan membias indah sinarnya / Meski terhalang sebongkah awan malam // Semoga ia dapat memberiku keteduhan / Di bawah samudra langit gulita ini / Diterangi sedikit temaram sang bulan / Yang selalu setia menemani mentari //

**

8/09/2011

Setapak Menujumu

***

@daprast: Aku adalah setapak; kau takkan tahu bagaimana ujungnya bila tak kaususuri.

Kau adalah setapak yang tertutupi kabut senja; dapatkah kususuri hingga ke ujungnya?

@daprast: Bila lembutnya kabut senja menggentarkanmu; mundurlah sebelum tersesat kau dalam rimbaku.

Mengapa harus mundur bila alam adalah sekutuku? Semilir angin senja dan temaram rembulan bersamaku untuk menjelajah setapakmu.

@daprast: Aku mungkin hanya setapak; berpasir kerikil bersisi belukar; menyusurlah tanpa ragu; agar tiada sedu nan sendu.

Keraguan hanya akan menambah tebal kabutmu; kerikil adalah alasku; belukar adalah bajuku dan kerinduan padamulah sebagai penerangku.

@daprast: Masuklah; kan kusibak kabut agar matamu tak tersandung; kan kutepikan bebatu agar kakimu tak hilang arah; tempuhlah aku.

Kemana kuharus masuk? Hatimu beku tak berpintu; jiwamu terbalut selubung kelabu; penuh duka cita masa lalu yang menghantuimu.

***

8/06/2011

Pesan Ibunda Sebelum Kepergiannya

***

Orang sering tak masuk akal, egois dan aneh. Tetaplah maafkan mereka.
Kalau kamu orang baik, orang akan menuduh kamu yang tidak-tidak. Tetaplah menjadi orang baik.
Kalau kamu sukses, kamu akan mendapatkan teman palsu dan musuh sungguhan. Tetaplah menjadi sukses.
Kalau kamu jujur dan polos, banyak orang akan menyalahgunakan kejujuran dan kepolosan kamu. Tetaplah jujur dan polos.
Apa yang kamu bangun, dapat dihancurkan orang lain begitu saja. Tetaplah membangun.
Hal-hal baik yang telah kamu lakukan, akan dilupakan orang begitu saja. Tetaplah melakukan hal-hal yang baik.

***

LIBRA

***


Dalam sejarah manusia, hauw adalah makhluk yang paling dapat diandalkan sebagai teman dan penjaga yang berani dan setia. Meski cerdas, ia tidak cerdik seperti khauw. Ia teguh pada keyakinannya namun tetap tunduk pada peraturan yang berlaku. Ia bukan tipe pemberontak. Pada dasarnya ia baik hati, namun pendiam dan tertutup. Ia memasang standar moralitas yang tinggi dan (hampir) perfeksionis dalam memelihara idealisme. Ia bertarung dengan gagah dan nafas panjang. Jika kalah, ia tidak putus asa dan tidak congkak dalam kemenangan.

***

8/01/2011

Senja Memerah

***

senja mempertunjukkan kemerahannya, diikuti gelapnya sang malam ...

***

terik siang hari akan berteduh pada senja memerah dan langit malam akan dipenuhi rinduku, ditemani temaram kerlip bintang hatiku ...

***

hampa. tatapan kosong mengharap rindu. dengan debaran jantung mengikuti gelombang cinta. lelap dalam pelukan waktu.

***

senja menyelimuti bumi. bersama celoteh bintang di langit kemerahan. menatap rindu sang rembulan ...

***

adakah yang lebih indah, selain melihat dirimu tersenyum bahagia dalam pelukan rintik hujan? #beb

***

Serendipity

***

aku merasa seperti sedang bermain dejavu dengan takdir ... apakah semua ini terjadi secara kebetulan? ... hingga saat inipun aku tidak pernah percaya dengan segala sesuatu yang dinamakan "kebetulan" ... karena aku hanya percaya segala sesuatunya sudah diatur oleh Tuhan ... dan aku sebagai salah satu hamba-Nya hanya dapat mengikuti segala sesuatu yang telah digariskan-Nya ...

tapi aku masih tidak habis pikir, hingga saat ini pun ...

saat sebelum kecelakaan itu, yang kuingat pada saat itu adalah hari yang selalu kugunakan untuk ziarah ke makam ibunda, karena setiap hari ulang tahun beliau aku selalu mengunjunginya, selalu kukirimkan doa untuknya dan juga sekedar mengenang masa-masa indah bersamanya ... dan di tengah perjalanan itulah tiba-tiba aku merasakan kegelapan yang menyelubungi diriku hingga beberapa lamanya ... seperti pindah ke alam lain ... di mana diriku merasa bebas ... bebas akan semua beban pikiran yang selama beberapa bulan terakhir menghantui diriku ... beban pikiran yang berusaha aku lupakan .. pikiran yang tak layak untuk dijadikan beban ... memori yang tak layak untuk disimpan, kecuali untuk dibuang sejauh-jauhnya, agar tak kembali lagi ...

dan saat diriku terlepas bebas dari kegelapan tersebut ...
saat diriku bangun dari tidur panjang dalam alam lain tersebut ...
saat diriku sadar dari koma selama beberapa bulan tersebut ...
adalah ...

mungkinkah?

entahlah ...

masih jelas teringat dalam ingatanku ...
berdasarkan berita acara perkara pihak kepolisian, kecelakaan yang hampir menewaskan diriku tersebut, terjadi pada tanggal 6 september 2010 pada pukul 03.30 pagi ...
dan berdasarkan rekam medis pihak rumah sakit, yang telah kubaca berulang-ulang, dan juga beberapa kali kutanyakan kepada beberapa dokter yang merawatku ... pada tanggal 8 desember 2010 pukul 07.52 pagi ... 8 menit sebelum pukul 8 pagi pada tanggal 8 desember ... diriku terbangun dari koma akibat kecelakaan tersebut ...

dan tepat pada tanggal 23 maret 2011 ... tanggal yang seharusnya menjadi hari kebahagiaanku bersama seseorang tepat setahun yang lalu ... secara ajaib, dan merupakan mukjizat yang pernah terjadi kepada diriku ... aku dapat sembuh total dari segala macam cedera yang kualami ... meski semua orang di sekitarku sudah memutuskan bahwa diriku tidak akan selamat dari kecelakaan tersebut, tidak akan bisa bangun kembali ... tapi saat Tuhan mempunyai kehendak lain terhadap diriku ... aku pun sembuh total seperti sedia kala dan dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya ... tak perduli orang lain ingin berkata apapun juga ... Tuhan memang bekerja dengan cara yang sangat mengagumkan.

@kotakhitam_:
RS MMC.
Saat terpejamku adalah hari lahir ibunda.
Saat tersadarku adalah hari lahir bintangku.
Rencana Tuhan-kah mempertemukan sang bintang padaku?

mungkin ...

entahlah ...

***

7/15/2011

Berpelukan Dengan Hujan

***

Malam berwarna kelabu. Langit mulai menitikkan bulir hujan membasahi bumi. Tercium aroma air bercampur tanah liat yang menusuk indra penciuman. Beberapa orang mulai terlihat berlari-lari untuk berteduh menghindari tetesan air hujan yang semakin lama semakin bertambah. Hanya anak-anak kecil yang tampak menari-nari gembira menikmati anugrah illahi yang tak terhingga jumlahnya itu. Bermain cipratan air, saling dorong ke dalam kubangan air, tertawa lepas bersama teman-temannya. Hujan pun bertambah deras dibarengi dengan semakin kerasnya tawa anak-anak tersebut. Tawa lepas yang penuh kebahagian. Genangan air mulai memenuhi aspal jalan raya. Membuat orang-orang berjingkat-jingkat untuk menghindarinya agar alas kakinya tidak basah. Para pengendara motor pun mulai berhenti untuk berteduh. Mereka tidak berani untuk berkendara di tengah lebatnya hujan malam ini.

Langit malam sedang bersiap membersihkan bumi dengan bantuan sang hujan, diterangi oleh kilatan petir. Benakku menyapa langit malam.

Aku telah jatuh cinta kepada hujan sejak kecil. Tak pernah sekalipun terlewatkan untuk bercengkrama dengan sang hujan di dalam waktu luangku. Setiap langit berubah menjadi kelabu, diiringi dengan gelegar petir yang membahana di langit, aku pun tersentak untuk segera berlari keluar. Menyambutnya dengan rasa bahagia yang memenuhi sekujur tubuhku. Seringkali ayah memarahiku saat aku terpergok sedang menari-nari dalam hujan. “Biarkan saja dia bermain hujan, ayah. Toh ayah pun juga suka hujan-hujanan waktu kecil bukan?” Ibuku berkata disertai dengan senyumnya yang selalu meluluhkan amarah ayahku. Ibuku memang tidak pernah melarangku untuk bermain hujan, beliau selalu membelaku. Akupun kembali bercengkrama dengan hujan. Dan selama 30 tahun ke depan hingga saat inipun aku masih jatuh cinta kepada sang hujan.

Selamat malam, Cinta. Siapkah kau menemani diriku menjelajah sang bumi dalam keremangan malam ini? Sapaku kepada sang hujan.

Tetesan hujan pun mulai membasahi tubuhku. Serentak kupakai helm dan sarung tanganku, kunyalakan motorku, dan bersiap untuk menari dalam hujan dalam laju kencang motorku. Namun pada saat akan kupacu motorku, tiba-tiba petir menyambar dengan suaranya yang memekakkan telinga dan kilatnya yang menyilaukan pandanganku. Aku pun memandang angkasa. Tersenyum kepadanya.

Kita sambut pertunjukan langit dengan menerobos kegelapan bersama, Cinta. Sang petir sudah memberikan izinnya kepada kita. Marilah kita mulai perjalanan malam ini.

Dan akupun melaju dengan kencangnya di tengah dinginnya kegelapan malam. Aku merasa bebas. Lepas. Semua beban yang tergantung pada pikiranku hilang dalam sekejap, dibarengi dengan hujan yang membasahi sekujur tubuhku. Semakin deras hujan di malam itu, semakin kencang aku memacu laju motorku. Dingin yang menusuk tulang tak kurasakan. Tetesan air yang menempel pada kaca helm-ku pun tak kupedulikan. Pikiranku bermain-main dengan sang hujan, jiwaku melayang bersama tiap bulirnya yang terlihat indah dan ragaku bersama refleks berfokus pada jalan aspal yang kulewati dengan lampu high-beam yang membantu pandanganku. Kupercayakan instingku untuk menjinakkan raungan motorku. Terasa dalam aliran darahku, adrenalin yang mulai memenuhi sekujur tubuhku. Menjalar ke dalam setiap pembuluh nadiku. Saling berpacu dengan sel darah merah di tubuhku. Membuatku ingin lebih kencang dan kencang lagi, lebih kencang dari tiupan angin malam itu.

Ya. Selain sang hujan, itulah hal lain yang kusuka. Beberapa temanku bahkan menyebut diriku sebagai adrenalin-addict. Seseorang yang amat menyukai tantangan yang amat sangat berbahaya. Memacu motor sekencang-kencangnya membelah derasnya hujan di kegelapan malam. Hanya ditemani oleh sang hujan yang melingkupi seluruh pakaianku, dan dingin yang menusuk pori-pori kulitku hingga menembus ke dalam setiap tulang.

Namun aku tak ingin ceroboh. Meski aku menyukai memacu adrenalin bersama motorku di tengah derasnya hujan saat tengah malam, keselamatan selalu menjadi yang utama untuk diriku. Helm full-face, sarung tangan tebal, safety-shoes, knee-pad dan tak lupa, jaket kulit tebal dengan pelindung bahu, siku, tulang rusuk dan tulang belakang, selalu kugunakan untuk membungkus tubuhku disambung dengan celana jeans tebal. Kaca helm selalu kulapisi dengan kitt-body-car-wax agar tetesan air tidak menempel dan menghalangi pandanganku. Ban motor kugunakan medium-soft-super-slick-rain-type baik di depan maupun di belakang untuk membalut kedua velg-racing-aerospoke-type telapak lebar dan kugunakan nitrogen untuk mengisi ban motorku. Triple-disc-brake-brembo-type selalu kuperiksa secara berkala setiap 3 bulan. Lampu hallogen kugunakan untuk menerangi pandangan jalan di depan mataku. Knalpot konic-racing-free-flow kugunakan untuk suara menambah raungan mesin motorku yang memecah kebisuan malam. Segala macam pernik Safety-gear telah kugunakan untuk melindungi diriku dari hantaman keras aspal jalanan apabila suatu waktu aku jatuh terpeleset.

Safety is my concern. Itu adalah moto yang selalu kugunakan setelah beberapa cedera dan kecelakaan yang menimpa diriku sebelumnya. Berbagai macam cedera telah kurasakan. Segala macam patah tulang telah kualami. Mulai dari patah pergelangan tangan, patah siku dan lengan, bahu lepas dari engselnya, tempurung lutut yang menganga, tulang jari telapak kaki yang hancur berantakan. Belasan jahitan juga telah tertata rapi di sekujur tubuhku. Mulai dari cedera ringan hingga gegar otak karena helm yang kugunakan terbelah menjadi beberapa bagian menghantam kerasnya aspal, bahkan hingga diriku mengalami koma selama kurang lebih beberapa bulan dan membuatku merasa berada di suatu negeri antah-berantah -pun telah kualami. Mungkin karena pada saat itu aku masih muda. Terlalu muda untuk memikirkan keselamatan diriku. Namun sekarang hal itu selalu menjadi perhatian utamaku. Segala jenis cedera yang telah kualami tidak membuatku jera sekalipun untuk kembali memacu laju motorku sekencang-kencangnya dan menari-nari bersama sang hujan.

Adalah hal yang kusukai memacu motorku di tengah derasnya hujan. Jalanan malam terasa lengang karena pengendara lainnya meminggirkan kendaraannya. Hanya aku dan sang hujan yang menembus kegelapan malam. Tidak semua orang berani memacu motornya di tengah derasnya hujan. Aku salah satunya yang teramat senang melakukan hal tersebut. Karena jalanan malam yang lengang-lah aku menyukainya. Di saat siang hari jalan raya ibukota selalu dipadati dengan kendaraan. Segala macam kendaraan memenuhi ibukota. Mulai dari motor, mobil, bis bahkan hingga truk berbagai macam ukuran. Namun saat malam hari ditemani hujan yang membasahi bumi, jalanan hanya milikku dan laju motorku. Tak ada kendaraan lain yang melaju disini.

Aku merasa bebas. Jiwaku terpisahkan dari raganya. Meninggalkannya di atas deru raungan motorku. Mempercayakan refleks dan instingku untuk membawa ragaku, sementara jiwaku melayang. Terbang di langit. Hanya kegelapan di sekitarku, ditemani awan kelabu yang menguasai langit. Dibarengi dengan sambaran petir bersama kilatnya yang membahana di angkasa. Tak tampak satu makhluk malam pun yang berkeliaran. Semuanya telah lelap di kelamnya malam. Membungkus dirinya masing-masing dari dingin yang menembus kulit. Diselimuti oleh kehangatan yang dikasihinya. Namun tidak dengan diriku. Hingga sang hujan berhenti menitikkan bulir terakhirnya, aku akan selalu bercanda-tawa dan menari-nari bersamanya.

Bagiku hujan adalah anugrah. Salah satu anugrah illahi yang takkan habis hingga akhir waktu. Yang tanpa kehadiran dan keberadaan sang hujan, bumi ini akan terasa tandus dan mengering. Tak satu makhluk hidup pun dapat hidup tanpa ribuan tetesan air yang membasuh bumi ini. Tak terkecuali hewan serta tumbuhan, dan yang terutama adalah manusia, membutuhkan air semasa hidupnya untuk segala macam kebutuhannya. Meski dapat juga menimbulkan berbagai macam bencana. Namun aku selalu bahagia apabila hujan turun membasahi bumi. Akan kunikmati setiap rintiknya hingga tetes terakhir yang jatuh menyentuh bumi. Dan hingga tiap bulirnya meresap lesap ke dalam tanah.

Aku seperti kembali ke masa kecilku. Menari-nari dalam derasnya hujan. Sesekali petir menyapa mengagetkan diriku dengan sambaran kilatnya yang menyilaukan. Hanya membuat diriku semakin tersenyum. Tertawa lepas di bawah guyuran hujan. Bermain dalam kubangan air coklat yang bercampur tanah. Berlari-larian tak menentu. Sesekali membasuh mata yang kemasukan air. Menyapu rambut ke belakang untuk membersihkan tanah yang menyangkut di sela rambut. Momen yang membuat jiwa dan ragaku bebas berpelukan dengan sang hujan. Tak ada yang menghalangiku untuk melakukannya. Hanya aku bermain bersama alam.

Hidup ini hanya sekali dan aku ingin melakukan hal yang aku sukai. Lagi dan lagi. Hingga akhir hidupku akan kulakukan terus menerus. Tak ada yang dapat menahanku untuk tidak melakukannya. Menikmati salah satu anugrah illahi. Hingga nafas dan refleks terakhir di atas laju kencang motorku, menembus derasnya hujan di tengah dinginnya kegelapan malam di muka bumi ini. Hingga jiwaku meninggalkan raganya di alam ini. Yang selalu menemaniku bermain sejak kecil.

***