***
@daprast: Aku adalah setapak; kau takkan tahu bagaimana ujungnya bila tak kaususuri.
Kau adalah setapak yang tertutupi kabut senja; dapatkah kususuri hingga ke ujungnya?
@daprast: Bila lembutnya kabut senja menggentarkanmu; mundurlah sebelum tersesat kau dalam rimbaku.
Mengapa harus mundur bila alam adalah sekutuku? Semilir angin senja dan temaram rembulan bersamaku untuk menjelajah setapakmu.
@daprast: Aku mungkin hanya setapak; berpasir kerikil bersisi belukar; menyusurlah tanpa ragu; agar tiada sedu nan sendu.
Keraguan hanya akan menambah tebal kabutmu; kerikil adalah alasku; belukar adalah bajuku dan kerinduan padamulah sebagai penerangku.
@daprast: Masuklah; kan kusibak kabut agar matamu tak tersandung; kan kutepikan bebatu agar kakimu tak hilang arah; tempuhlah aku.
Kemana kuharus masuk? Hatimu beku tak berpintu; jiwamu terbalut selubung kelabu; penuh duka cita masa lalu yang menghantuimu.
***
No comments:
Post a Comment